Folktale : Ki Ageng Sela


Ki Ageng Sela
 Ki Ageng Sela or Ki Ageng Ngabdurrahman is a spiritual figure also the forefathers of Mataram’s Kings.
 His truly name was Bagus Sogom. He was believed as generation of Brawijaya, the last king of Majapahit. There were many stories of Ki Ageng Sela.
One of them was Ki Ageng Sela ever listed as a field-officer in Demak’s Sultanate. He succeeded kill a buffalo as the essential. But, he was very afraid to the blood of it, and then Sultan objected him. Then, Ki Ageng Sela went far away and lived in a small village as a farmer and spiritual teacher.
Beside that, the other story was when Ki Ageng Sela caught the thunder in a rice field. The thunder turned into an old man that addressed to Demak’s Sultanate. But the old man ran away from the jail. To memorize the power of Ki Ageng Sela, there was a wood carving figure out a sharp tooth animal as a symbol of thunder that he ever caught. The wood carving is on the entrance of Demak’s Mosque, so it is called as Lawang Bledhek (Bledheg door). Until now, if there is a thunder, many people will say that they are the grandchildren of Ki Ageng Sela in order to save from the thunder.









KI AGENG SELA
Ki Ageng Sela atau Ki Ageng Ngabdurrahman adalah tokoh spiritual sekaligus leluhur raja2 kerajaan Mataram.
Nama aslinya adalah Bagus Sogom. Ia dipercaya sebagai keturunan langsung Brawijaya, rajae grandchildren of ki ageng sela.  terakhir Majapahit.
Banyak kisah mengenai Ki Ageng Sela. Salah satunya adalah Ki Ageng Sela pernah mendaftar sebagai perwira tinggi di Kesultanan Demak. Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyarataan seleksi. Namun, ngeri melihat darah si banteng. Akhirnya Sultan menolaknya masuk ke ketentaraan Demak. Ki Ageng Sela kemudian menyepi di sebuah desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual.
Selain itu Ki Ageng Sela juga pernah dikisahkan menagkap petir ketika sedanng bertani. Petir itu kemudian berubah menjadi seorang kakek tua yang dipersembahkan sebagai tawanan Kasultanan Demak. Namun kakek tua itu berhasil kabur dari penjara. Untuk mengenang kesaktian Ki Ageng Sela, pintu masuk Masjid Agung Demak kemudian disebut Lawang Bledhek (pintu petir). Dengan dihiasi ukiran berupa ornamen tanaman berkepala binatang bergigi runcing sebagai simbol petir yang pernah di tangkap Ki Ageng Sela. Sampai saat ini, apabila dikejutkan bunyi petir, orang akan segera mengatakan bahwa dirinya cucu Ki Ageng Sela, dengan harapan agar petir tidak menyambarnya.    
 

Comments