Hikmah di balik ujian dari Allah SWT (Rencana Materi Khutbah pertama Jum'at 26 Nopember 2010)

Bagian Awal.
الحمدلله الذى هدانا لهذى وماكنا لنهتدي لولا أن هداناالله. اشهدأن لاإله إلاالله الملك الحق المبين. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صادق الوعد الأمين أللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين. معاشرالحاضرين رحمكم الله.أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فازالمتقون.  إتقواالله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون .  وقال الله تعالى في كتابه الكريم : يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Hadirin Jama'ah jum'ah rohimakumulloh.
Mari kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan perintah-NYA serta menjauhi Larangan-larangan-NYA. Karena hanya dengan ketaqwaan inilah kita dapat memperoleh kehidupan yang bahagia di Dunia Ini dan di Akherat kelak.

Hadirin Jama'ah jum'ah rohimakumulloh.
 
Dalam khobah jum'ah kali ini mari kita semua mengingatkan tentang Hikmah di balik ujian dari Allah SWT.

Hidup ini ibarat roda yang kadang berada di atas, kadang di bawah. ibarat ombak di pantai, kadang tenang, kadang menghantarkan gelombang yang begitu kencang. intinya hidup ini tidak selalu tenang layaknya suana pegunungan yang sejuk dan nyaman. Ada saat dimana goncangan, hambatan, dan ujian yang bermacam-macam bentuknya melanda kehidupan kita.
Ada manusia merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup,tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber yakni pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup, kemudian ia berputus asa. Ingatlah bahwa putus asa merupakan hal yang sangat dibenci Allah sebagaimana firman-NYA :
وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".  (Q.S. Al-Hijr : 56)

Ma'asyirol hadirin rohimakumulloh.

Layaknya anak sekolah, untuk bisa naik kelas, harus ada ujian untuk menguji kesiapannya. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan.
Ibarat tanah liat yang awalnya sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi.  Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik.
Sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seolah cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.
tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi kita tidak menyukai bentukan itu, tapi kita harus sabar.

Hadhirin jama'ah jum'ah rohimakumulloh

Ingatlah selalu ada kemudahan setelah kesusahan.
 فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا . إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“ Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyiroh : 5-6)
awan tak selamanya mendung, angin pun tak selamanya meniup kencang, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.
Berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Kalau kita berhasil menghadapi ujian itu, kita akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا 

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (Q.S.Al-Baqarah : 286)
Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. dan bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman.
Akhirnya, dalam khotbah yang singkat ini kami berharap semoga kita senantiasa diberikan hati yang sabar dan syukur ketika menghadapi segala cobaan dari Allah SWT. Amin Allohumma Amiin.

بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم ونفعنى وإياكم بتلاوته إنه هو الغفور الرحيم

Comments

Post a Comment